Senin, 18 Juni 2018

PENDIRI MASJID HIDAYATULLAH

Pendiri pertama kali Mesjid Hidayatullah Kel.Kenali Besar Kotabaru Kota Jambi pada tahun 1996 :
1. Ruslan Yusuf.
2. Salimun
3. A.Rahman.
4. Dahlius
5. M.Yusuf
Sedangkan nama Hidayatullah di berikan oleh Bapak Ruslan Yusuf dan Agusliwardi , semula Pak Ruslan  mengusulkan dengan nama Hidayah kemudian oleh Pak Agusliwardi minta dilengkapi menjadi Hidayatullah. Tanah tempat mendirikan masjid  adalah Wakaf dari H. Saleh

Sumbangan Pembelian Granit

Drs. H.Rusli Kamal Siregar menyerahkan Sumbangan untuk Pembelian Granit untuk Lantai Masjid sebesar Rp. 42.000.000 kepada Ketua Pengurus Masjid Hidayatullah  Drs.Azman Chaniago,M.Pd  tanggal 01 Juni 2018 . 
Dengan doa semoga  sedekah ini dapat menjadi Royalti ibadah bagi Bapak Drs.H.Rusli Kamal Siregar.
Donatur lainnya untuk pembelian Granit adalah sbb :
1.  Hamba Allah di RT 64 Kel.Kenali Besar/
2. Tongku Raja Johor Siregar 
3. Netty Nawati Harahap 
4. Supartin  Jln.Kelud Rimbo Bujang VIII
5. Hamba Allah di D 44 Kota Seberang Jambi
6. Nurnaningsih  Disparbud Kota Jambi
7. Mursalim
8. Darmawandi
9. Humaira Salsabila Djohan
10. Rd.Irawan
11. Indra Alamsyah
12. Sandi
13. Drs,Zainal Arasy
14. Hamba Allah Permata Biru II
15. Adhy Aprianto
16. MGR ST Harahap
17. Hj.Tirahmah

Dengan donasi yang terkumpul Alhamdulillah lantai sudah terpasang . dan sudah dapat dipakai ketika Sholat Taraweh dan Idul Fitri 1439 H.

Kamis, 08 Februari 2018

TAHAPAN PENGECORAN LANTAI /DAK UNTUK LANTAI DUA



Pada tanggal 21 Februari 2018 telah dilaksanakan pengecoran lantai 2 /DAK Mesjid Hidayatullah yang saat ini menunggu kering akan dilanjutkan dengan pengecoran lantai dasar dan pemelasteran dinding selanjutnya pemasnagn atap sementara dan pelaksanaan sholat Pardu dan Jumat dilaksanakan kembali di dalam mesjid , yang selama pembangunan dilaksanakan di Madrasah Hidayatullah, Bagi Bapak/Ibu.Sdr yang ingin berinfaq silahkan hub.081271183220

Selasa, 01 Agustus 2017

BERANI BERBAGI LUAR BIASA “Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” (HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88)

BUKAN 2,5% BIASA

Kisah Nyata dan Inspiratif.

Pada musim haji tahun 1996 saudara saya bercerita :

saudara saya ini hampir setiap tahun melaksanakan ibadah umrohnya bersama suami, dan pada tahun 1996 dapat melaksanakan ibadah Haji , Ketika sedang sholat di Mesjidil Haram bersebelahan dengan ibu muda ( kira kira usianya 30 tahun ) berasal dari Kalimantan , melihat ibu muda ini saudara saya ini memulai membuka pembicaraan , Alhamdulillah ya Bu ? masih muda sudah dapat melaksanakan ibadah haji ,, Ibu muda tersebut dengan tersenyum dia menjawab , Alhamdulillah Ibu saya bersama suami  setiap tahun melaksanakan ibadah Umroh dan ibadah haji , dengan izin Allah saya berserta suami sudah memberangkatkan haji Kedua mertua dan seluruh saudara suami saya  dan Juga Kedua orang tua saya berserta saudara saya , masing  masing satu kali dan kami selalu mendampingi setiap keberangkatannya , Saudara saya berpikir apa gerangan kerja /usaha ibu muda ini ? selanjutnya saudara saya tanya lagi , apa usaha di Kalimantan Ibu ? ibu muda tsb menjawab berdagang Oli , Solar dan bahan bakar lainnya. . ibu muda berkisah selanjutnya . diawal perkawinan kami benar benar tidak punya apa - apa kecuali mengharap ridho Allah saja, kemudian kami mencoba untuk meminjam modal kepada saudara suami maupun saudara saya, dari sekian banyak saudara kami hanya satu orang yang dengan ikhlas meminjamkan uangnya sebesar Rp. 5.000.000.- dan saudara itupun bilang gunakan uang itu dan kalau udah ada uang baru kembalikan , dengan satu konsep berdagang saya dan suami selalu mengeluarkan setiap keuntungan penjualan kami sebesar 2,5 %., berselang beberapa bulan Allah menepati janjinya datang seorang dengan mobil Toyota Land Drover mengisi oli mobilnya di kios kami , sambil menunggu mobilnya selesai mengisi Oli , sempat berdialog dengan kami , apakah bapak dan ibu bersedia mengantarkan Solar dan Oli  untuk keperluan Sawmill kami setiap hari  3 Drum dan uang bisa diambil setelah diantar , dengan mengucapkan Alhamdulillah didepan Bapak itu kami menyanggupi tawaran tersebut, mulai besoknya suami saya mengantar pesanan teserbut ke Sawmill dengan gerobak dorong , dengan keringat yang mengalir deras suami saya setiap hari mengantarnya , beberapa bulan kemudian Allah melipatkan janjinya . keytika suami saya mengantar pesanan ketemu dengan Bapak itu di Sawmillnya, dan dia mengatakan , apakah setiap hari Bapak mengantar dengan gerobak ini , kenapa tidak membeli mobil dengan cara cicilan, suami saya mengatakan takut tidak terbayar , dan takut apabila Bapak memutuskan hubungan ini , mendengar perkataan suami saya , Bapak itu langsung mengatakan " Selagi Sawmill ini berjalan tidak akan memutuskan pembelian bahan bakar dengan kamu " dan suami saya mengatakan akan mengambil mobil untuk usaha ini, pada waktu itu juga bapak tersebut menghubungi pemilik beberapa Sawmill dan merferensikan usaha kami itu dan alhamdulillah lebih dari 15 Sawmill berhubungan dengan kami untuk memasokkan bahan bakar ke Sawmillnya.. Sejak dari itu rezeki dari Allah semakin berlimpah sehingga dapat memberangkatkan orang tua dan saudara ke Tanah Suci ,

Itulah bu kisahnya  berkat dari 2,5 % itu lah sebagaimana Janji Allah.

Kepada saudara se iman yang ingin berifaq, bersedekah untuk pembangunan Mesjid Hidayatullah silahkan Transfer ke BRI Rek No.0606-01-006574-53-4 an.Mesjid Hidayatullah atau ke

, atau hub 081271183220 a.n Azman Chaniago

Rabu, 05 Juli 2017

HARTA KITA YANG SEBENAR NYA

Harta Kita yang Sebenarnya 

Bismillaah ...

Kita sering salah menyikapi harta kita yang sebenarnya milik kita. Banyak orang menumpuk hartanya di bank, investasi saham, membeli tanah, rumah, mobil d
an lain sebagainya. Apakah benar itu milik kita yang sebenarnya?

Untuk menjawabnya marilah kita belajar dengan kisah Ibu Mawar yang sangat sederhana ini…

Ibu Mawar adalah wanita yang pekerjaannya mengumpullkan sampah plastik dari kemasan. Cuma untuk memperolehnya, dia harus memungutnya di sungai. Wanita paruh baya, kurus, dan bertudung , berumur 54 tahun. Inilah obrolan saya dengan Ibu Mawar.

“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikumsalam. Ada apa ya dek ?” tanya Ibu Mawar.
“Saya dari keluarga biasa sama seperti ibu mawar , mendengar cerita dari seseorang tentang  Ibu. saya  mau ngobrol sebentar, boleh Bu…?” “Oh.. boleh, silahkan masuk.”

Ibu Mawar masuk lewat pintu belakang. Saya menunggu di depan. Tak beberapa lama, lampu listrik di ruang tengahnya nyala, dan pintu depan pun dibuka.
“Silahkan masuk…”
Saya masuk ke dalam ‘ruang tamu’ yang diisi oleh dua kursi kayu yang sudah reot. Tempat dudukannya busa yang sudah bolong di bagian pinggir. Rupanya Ibu Mawar hanya menyalakan lampu listrik jika ada tamu saja. Kalau rumahnya ditinggalkan, listrik biasa dimatikan. Berhemat katanya.

“Sebentar ya dek , saya ambil air minum dulu” kata Ibu Mawar. Yang dimaksud Ibu Mawar dengan ambil air minum adalah menyalakan tungku dengan kayu bakar dan diatasnya ada sebuah panci yang diisi air. Ibu Mawar harus memasak air dulu untuk menyediakan air minum bagi tamunya.

“Iya Bu.. ngga usah repot-repot.” kata saya nggak enak.

Kami pun mulai ngobrol, . Ibu Mawar ini usianya 54 tahun, pekerjaan utamanya mengumpulkan plastik dan menjualnya seharga Rp 7.000 per kilo. Ketika saya tanya aktivitasnya selain mencari plastik…
“Mengaji…” katanya.
“Hari apa aja Bu…?” tanya saya.
“Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu…” jawabnya.
Hari Jum’at dan Minggu adalah hari untuk menemani Ibunya yang dirawat di rumahnya.

Oh.. jadi mengaji rupanya yang jadi aktivitas paling banyak. Ternyata dalam pengajian itu, biasanya ibu-ibu pengajian yang pasti mendapat minuman kemasan, secara sukarela dan otomatis akan mengumpulkan gelas kemasan air mineral dalam plastik dan menjadi oleh-oleh untuk Ibu Mawar. Hmm, sambil menyelam minum air rupanya. Sambil mengaji dapat plastik.

Saya tanya lagi, “Paling jauh pengajiannya dimana Bu?”
“Di dekat terminal semarang , ada masjid taklim tiap Sabtu. Saya selalu hadir. Ustadznya bagus sih…” kata Ibu Mawar.
“Ke sana naik mobil dong..?” tanya saya.
“Saya jalan kaki” kata Ibu Mawar.
“Kok jalan kaki…?” tanya saya penasaran.
Penghasilan Ibu Mawar sekitar Rp 7.000 sehari. Saya mau tahu alokasi uang itu untuk kehidupan sehari-harinya. Bingung juga bagaimana bisa hidup dengan uang Rp 7.000 sehari.

“Iya.. dek , saya jalan kaki dari sini. Ada jalan pintas, walaupun harus lewat sawah dan jalan kecil. Kalau saya jalan
kaki, kan saya punya sisa uang Rp 2.000 yang harusnya buat ongkos, nah itu saya sisihkan untuk sedekah ke ustadz…”, ibu Mawar menjelaskan.

“Maksudnya, uang Rp 2.000 itu Ibu kasih ke pak Ustadz?” saya melongo. Kan Ibu nggak punya uang, gumam saya dalam hati.

“Iya, yang Rp 2.000 saya kasih ke Pak Ustadz… buat sedekah.” kata Ibu Mawar, datar.
“Kenapa Bu, kok dikasihin?” saya masih bengong.
“Soalnya, kalau saya sedekahkan, uang Rp 2.000 itu udah pasti milik saya di akhirat, dicatet sama Allah…. Kalau uang sisa yang saya miliki bisa aja rezeki orang lain, mungkin rezeki tukang beras, tukang gula, tukang minyak tanah….” Ibu Mawar menjelaskan, kedengarannya jadi seperti pakar pengelolaan keuangan keluarga yang hebat.

Dzig!
Saya kaget
Ada rambut yang serempak berdiri di tengkuk dan tangan saya. Saya merinding!

Jadi, Ibu Mawar menyisihkan uangnya, Rp 2.000 dari Rp 7.000 sehari untuk disedekahkan kepada sebuah majelis karena berpikiran bahwa itulah yang akan menjadi haknya di akhirat kelak?

perbincangan ini ’ sudah larut malam  dan saya rasa sudah cukup . Saya pamit dan menyampaikan  saya akan menemui Ibu Mawar kembali, mungkin minggu depan.

Saya sudah menemukan kekuatan di balik kesederhanaan. Keteguhan yang menghasilkan kesabaran. Ibu Mawar terpilih untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa dan tak terduga.

Minggu depannya, saya datang kembali ke Ibu Mawar, kali ini bersama anak-anak yatim piatu dan saudara saya

Ibu Mawar mendapatkan ganti dari Rp 2000,00 yang disedekahkannya dengan (amplop putih dari kami sekeluarga ).Entah berapa yang Allah akan ganti di akhirat kelak.

dan tak lupa kami bawakan kepada Ibu Mawar beras, , makanan, dan baju bbaru untuk lebaran . air matanya menetes dan berlutut menghadap ke atas ya Allah terima kasih atas Rizki yg tak terduga ....

Saudara-saudariku, hidup ini fana…sementara…

Kita diberi waktu di dunia ini untuk menyiapkan KEHHIDUPAN YANG SEBENARNYA di akhirat. Barangsiapa yang mengumpulkan hartanya hanya untuk KEDUNIAAN maka itu semua PASTI akan DITINGGALKAN. Tetapi barangsiapa mengumpulkan hartanya untuk NEGERI AKHIRAT, maka kita PASTI akan MENDATANGINYA. Sudahkah kita menyiapkan HARTA KITA YANG SEBENARNYA di akhirat?

“Dan carilah dari apa saja yang telah Allah berikan kepadamu untuk mencapai kebahagiaan di negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan nasibmu di dunia. Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. 28:77)

Bahkan apa yang kita infakkan akan dilipatgandakan oleh Allah…

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. 2:261)

Bayangkan, dibalas dengan 700 kali lipat !!!

Rumus matematika mengatakan 100 – 10 = 90, tetapi rumus sedekah yang dibuat oleh Allah ta’ala adalah: 100-90 = 7090 dengan perhitungan:

100 kita dapat rizki dari Allah, 10 disedekahkan/diinfakkan maka 10 dilipatgandakan 700 x menjadi = 7000 sehingga 100-10 = 90 + (10×700)= 7090!

Ada yang bertanya, jadi kalau saya sedekahkan Rp 10.000, maka saya akan mendapatkan kembali Rp 7000.000,00? Semudah itu? Ya! Silakan buktikan wahai saudara-saudariku.

Yang perlu diingat adalah : IKHLAS.. IKHLAS.. dan IKHLAS..
Cuma kadang kita mengetahui RIZKI hanya diukur dengan uang…?
Tidak wahai saudara-saudariku….

Kadang matematika Tuhan ini tidak kasat mata. Tidak melulu uang diganti dengan uang. Tetapi Allah Yang Maha Suci dengan Kesempurnaan-Nya juga Maha Mengetahui mana yang terbaik dan apa yang sedang dibutuhkan oleh hamba-Nya saat itu. Bisa jadi diganti dengan keselamatan di jalan, bertahun-tahun nggak pernah sakit, mudah cari kerja, kemudahan berusaha, kebahagiaan keluarga, anak yang berbakti, ditemukan jodohnya dan lain sebagainya.

Semoga kita senantiasa IKHLAS.. IKHLAS.. dan IKHLAS



Semoga Bermanfaat ...

Jumat, 16 Juni 2017

PEMBERITAHUAN ZAKAT FITRAH 1438 H/2017 M



PANITIA UNIT PENGUMPUL ZAKAT ( UPZ )
MESJID HIDAYATULLAH KELURAHAN KENALI BESAR
KECAMATAN ALAM BARAJO  KOTA JAMBI TAHUN 1438 H / 2017
 

PEMBERITAHUAN

 Diberitahukan kepada Bapak/Ibu/Sdr, bahwa di Mesjid Hidayatullah Kelurahan Kenali Besar Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi mulai tanggal 19 Juni 2017 menerima Zakat ,Infaq dan Sadaqoh melalui Panitia Amil dengan pembayaran sesuai dengan pengumuman Kementerian Agama Kota Jambi , Baznas Kota Jambi dan Majelis Ulama Indonesia Kota Jambi sebagai berikut :

1.      Dengan  beras sebanyak 2,5 kg untuk satu jiwa menurut jenis beras yang biasa dimakan oleh masing – masing  Muzakki.

2.      Dengan uang tunai sebagai pengganti beras dengan harga :
a.     Harga beras terendah                       Rp. 35.000.-
b.     Harga beras menengah                   Rp. 42.000.-
c.     Harga beras tertinggi                         Rp. 50.000.-

Demikianlah Pemberitahuan ini , semoga Allah berkenan menerima ibadah puasa kita dan amalan lainnya pada bulan ramadhan .


PANITIA
Ketua                                                                                                 Sekretaris



      H.Agusliwardi                                                                                        I s r o k , SE

Mengetahui ,
Pengurus Mesjid Hidayatullah




Drs.Azman Chaniago,M.Pd
Ketua